Kamis, 06 Maret 2014

Menjajal LCGC dari Honda

Setelah sukses mengeluarkan Honda Brio 1300cc, sepertinya Honda Prospect Motor (HPM) selaku ATPM honda di Indonesia tidak mau kalah ingin bermain di kelas LCGC (low cost green car) yang sebelumnya sudah diisi oleh Ayga dan Ayla. Cuma saja HPM tidak mengeluarkan mobil baru, hanya mengganti mesin Honda Brio yang sebelumnya sudah sukses di pasaran dengan mesin yang kapasitasnya 1198cc 4 silinder i-VTEC yang berarti cocok dengan spesifikasi LCGC. 

Nama mobil itu adalah Honda Brio Satya, tampilannya tak ada beda dengan Brio pada umumnya yang sudah lebih dulu melenggang. Muka, sisi, hingga interior Satya, mirip dengan Brio 1.3 yan kini beranti nama menjadi Brio Sport. Bahkan demi menjaga daya tarik ala Brio, identitas wajib LCGC berupa logo yang menunjukkan ciri khas Indonesia pun disematkan bagian buritan yakni Logo Melati dan emblem Satya serta nama produsen Honda Prospect Motor.



Sektor interior tak ada perbedaan mencolok kecuali warna dasbor yang lebih sederhana. Panel instrumen, fitur, hanya head unit yang digunakan modelnya Single Din. Anak kunci pun menggunakan model wave key yang terintegrasi de­ngan remote alarm dengan sistem immobilizer. Model kunci yang tak digunakan kompetitornya.

Hanya Satya yang menggunakan mesin berkonfigurasi 4-silinder, ketimbang Agya dan Ayla. Dan tak hanya itu, Satya pun satu-satunya LCGC yang menggunakan teknologi katup variabel di mesinnya.

Lalu bagaimana dengan pengendaliannya? Menurut saya sudah pasti Honda yang terbaik, dari dulunya sudah begitu, apapun modelnya dan bermain di kelas apapun Honda selalu mengedepankan sportivitas dan stabilitas bagi kendaraannya.  Rack and Pinion dengan electric power steering dikombinasikan dengan tapak ban selebar 175 yang melingkari di pelek 14 inci, mampu memberikan kendali yang presisi. Ini didukung oleh banting­annya yang terasa pas dengan bobot mobilnya. Sehingga efek limbung tak mudah terdeteksi ketika bermanuver.

Perpindahan giginya juga sangat mengasyikkan dengan jarak perpindahan tuas yang pendek. Layaknya quick shift ala mobil balap, untuk menghindari penurunan putaran sehingga powernya tetap terjaga sungguh tak mencerminkan mobil murah. Ketika dicoba berakselerasi pun perpindahan transmisi tersebut sangat membantu untuk memangkas waktu. Akselerasi 0-100 km/jam:10,80 detik, termasuk pa­ling cepat di antara Agya dan Ayla. Mesinnya mampu mengeluarkan 88HP, belum lagi teknologi i-VTEC nya mampu menyalurkan tenaga bensin yang sesuai dengan kebutuhannya saat berakselerasi.

Untuk konsumsi BBMnya Satya mencetak di jalan bebas hambatan yaitu 20,1km/Liter, untuk rute kombinasi 16,7km/Liter dan dalam kota 14,2km/Liter yang berarti masuk dalam kelas LCGC. 

Kesimpulannya Honda mampu membuat mobil dalam kelas LCGC yan irit, sporti, stabil, nyaman dan bertenaga, walau Brio Satya tipe A  MT ini dilepas dengan banderol Rp 106.000.000 lebih mahal dibandingkan Ayla D MT Rp 76.500.000 dan Agya E MT Rp 99.900.000, tapi terbayar tuntas dengan segala kelebihannya, mau ? ? ?

(sumber gambar:dapurpacu.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar